Change Your Language

 

Bakteri Yang Merugikan Manusia Dan Berbahaya Bersembunyi

0 komentar
Bakteri Yang Merugikan

Bakteri terdapat di beberapa tempat dan dapat berkembang di manapun. Bisa di udara,air, tanah, lantai, permukaan benda-benda, tubuh hewan, manusia, makanan, atau minuman. Penyebaran bakteri bisa dibilang sangat cepat, misalnya hanya dengan melalui bersalaman atau lewat kebiasaan buruk seperti memungut dan memakan kembali makanan yang telah jatuh dengan alasan belum lima menit.


Penelitian Manchester Metropolitan University mnegungkapkan kandungan air dalam sebuah makanan merupakan kunci seberapa cepat bakteri akan tumbuh. Makanan yang kandungan airnya tinggi lebih aman. Sebaliknya, makanan kering justru berbahaya.


Dalam penelitian itu, buah kering dijatuhkan, tiga detik kemudian buah itu diambil dan diteliti. Hasilnya, setelah jatuh buah tersebut menunjukkan tanda-tanda terkontaminasi bakteri Klebsiella yang bisa membuat seseorang mengidap radang paru-paru, infeksi saluran kemih, juga septicemia, yaitu berkembangnya bakteri di dalam darah. Menurut Anis, Anda bisa mengendalikan proses penyebaran bakteri dengan memperhatikan tiga hal berikut ini.


Imunitas Tubuh


Hal ini berhubungan dengan kondisi kesehatan Anda. Apakah sudah cukup memiliki kekebalan (imunitas) atau belum. Kecukupan imunitas tubuh bisa Anda peroleh dari imunisasi yang pernah Anda dapat dan riwayat penyakit yang pernah Anda alami sebelumnya. Misalnya, jika Anda pernah mengidap suatu penyakit dan diberi pengobatan, kemungkinan tubuh akan kebal dari penyakit yang sama.


Dosis Bakteri


Hal ini terkait dengan seberapa besar jumlah dosis bakteri yang masuk tubuh. Apabila bakteri masuk ke dalam tempat yang tepat saat kondisi tubuh kurang sehat, kemungkinan Anda dapat terserang penyakit karena sistem proteksi tubuh berkurang.


Lingkungan


Kondisi lingkungan yang kotor tentu ‘mengundang’ bakteri untuk menetap. Bakteri bisa berkembang di mana saja, di air juga permukaan tanah atau lantai. Bahkan di Rumah Sakit yang dianggap higienis pun bisa tersentuh bakteri. Selang infus, kateter, dan selang nafas, bisa jadi tempat bakteri berkembang biak.


SIAP HADAPI PENYAKIT INI?


Kekebalan tubuh adalah tameng utama menghadapi serangan penyakit. Kulit bagian terluar memiliki peran penting. Misalnya saja ketika bakteri menempel di tubuh Anda, silia atau bulu-bulu halus di kulit dengan cairan kimianya yang memiliki sifat anti mikroba, membuat kulit mampu menghindari penyakit yang disebabkan oleh bakteri.


Anis menambahkan bahwa seseorang dapat terserang penyakit jika dosis bakteri yang masuk melebihi batas kekebalan tubuh seseorang. Bakteri yang tertelan tidak selalu menyebabkan penyakit, asal tidak melebihi jumlah tertentu. Kondisi ini berbeda-beda pada setiap orang.


Anis mencontohkan, lambung memiliki sifat asam dan berfungsi mencerna makanan dan membunuh mikroba yang tertelan bersama makanan. Jika seseorang menelan bakteri Salmonela sebanyak 100.000 sel namun kondisi pH dalam lambung normal maka tubuh tidak akan terinfeksi.


Sebaliknya jika kondisi tubuh menurun, asam lambung tidak dapat membunuh mikroba yang tertelan meski jumlahnya kurang dari 100.000 sel sekalipun sehingga tubuh bisa mengalami infeksi saluran cerna berupa demam tifoid.


Bersentuhan dengan bakteri tidak selalu menyebabkan infeksi. “Seseorang bisa terinfeksi jika bakteri mengenai organ vital. Karena ini akan merusak jaringan organ manusia dan menyebabkan kekebalan tubuhnya menurun,” jelas Anis.


Namun Anda tidak perlu khawatir. Tangan Anda adalah kuncinya. Anis menyarankan agar setiap orang memiliki perilaku bersih. Biasakan mencuci tangan dengan cairan antiseptik dan sabun, terutama setelah membersihkan rumah dan sebelum mengonsumsi makanan sehingga bisa mencegahnya berpindah bakteri dari luar ke dalam tubuh kita.


Jangan lupa memilih nutrisi yang baik untuk kekebalan tubuh, agar terhindari dari penyakit berikut ini:


Demam Tifoid atau Tifus


Jika Anda memiliki kebiasaan makan sambil bekerja di komputer, sebaiknya Anda perlu berhati-hati, karena bakteri ini banyak ditemukan di keyboard. Gejala demam tifoid sendiri dapat terjadi apabila panas Anda mencapai 39 sampai 40ºC dan meningkat secara perlahan, tubuh menggigil, denyut jantung melemah, sakit kepala, nyeri otot yang mengakibatkan badan terasa pegal, kehilangan nafsu makan, lidah tampak putih di bagian tengah dan kemerahan di tepi serta ujung,konstipasi, sakit perut, dan pada kasus tertentu muncul penyebaran flek merah muda berdiameter 2-3 mm yang tersebar di tubuh penderita.


Waspadai bakteri: Eschericihia coli patogen, Salmonela entertidis, Salmonela typhi, dan Salmonela para typhi yang dapat mengakibatkan diare.


Infeksi Luka


Apabila Anda ingin membersihkan luka, sebaiknya cuci tangan hingga bersih dahulu. Menyentuh luka dengan tangan kotor bisa membuat Anda mengalami infeksi luka. Biasanya infeksi diakibatkan bakteri stafilokokus yang menyebabkan terbentuknya kantung berisi nanah. Bakteri jenis ini mampu menyebar melalui pembuluh darah dan menyebabkan timbulnya bisul baik di kulit, bahkan di organ tubuh bagian dalam seperti bagian dalam paru-paru, dan lapisan dalam jantung dan katupnya. Ketika menginfeksi kulit, bisul biasanya pecah dan membuat nanah mengalir di atas kulit. Apabila tidak segera dibersihkan, infeksi pun bisa berdampak lebih parah bahkan bisa menyebabkan radang paru-paru seperti bronkitis kronis, emfisema, juga influenza.


Waspadai bakteri: Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, atau Acinetobacter sp.


Flu Perut


Sering mengonsumsi makanan sambil menonton televisi? Berhati-hatilah dengan remote control yang Anda gunakan. Bakteri dapat berpindah dari remote control ke dalam tubuh lewat tangan Anda yang bergantian memegang remote dan makanan. Gastroenteritis yang biasa disebut radang lambung, usus, atau flu perut merupakan satu jenis peradangan yang terjadi pada saluran pencernaan, terutama pada lambung dan usus kecil, sehingga mengakibatkan diare akut.


Waspadai bakteri: E.coli, Coliform, Staphylococcus aureus, dan Enterobacteria.
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 

 
Copyright © 2013. Medica Farma - All Rights Reserved