Change Your Language

 

Cara Paling Mudah Mengatasi Rambut Rontok

0 komentar
Kali ini kami akan membahas mengenai Cara Paling Mudah Mengatasi Rambut Kita Yang Rontok, tapi sebelumnya kami akan menjelaskan mengenai Pengertian dan Jenis-Jenis Rambut.

Rambut adalah sesuatu yang keluar dari kulit dan kulit kepala, rambut tidak mempunyai syaraf perasa, sehingga rambut tidak terasa sakit jika dipangkas. Rambut sering kali disebut sebagai Mahkota yang berfungsi sebagai pelindung kepala dari panas terik matahari maupun pada saat cuaca dingin. Rambut membutuhkan penataan dan perawatan secara teratur supaya rambut tetap sehat, indah, dan berkilau.

Jenis Rambut dapat dibedakan menjadi 4 bagian yaitu:

Rambut Normal
Rambut normal yaitu rambut yang terlihat sehat, kokoh, lembut, dan mudah dirapikan, baik diwaktu basah maupun kering. Kalau sedang bersih akan terlihat mengkilat tetapi tidak berminyak. Cirinya kelihatan segar, tidak lengket dan tidak kusam sehingga mudah diatur.

Rambut kering
Rambut kering adalah rambut yang kelihatan suram dan mudah rusak, hal ini disebabkan oleh akibat kekurangan sekresi kelenjar sebasea. Rambut yang cenderung mudah kusut, disisir akan merusak batang rambut dan ujung rambut yang pecah, kutikel rambut menjadi terangkat dan lepas. Penyebab rambut kering ini terjadi pada rambut yang sering kena trauma baik mekanik maupun kimiawi, terlalu kencang diikat, terlalu kuat dipucatkan, terlalu sering shampoo , diblow dan sebagainya.

Ciri – cirinya: Bila dipegang tangan kaku, gersang, bersuara dan pudar, warna rambut pirang/merah tidak bercahaya, tumbuhnya sering tipis & sisik-sisiknya lebih merenggang jadi lebih mudah menerima zat cair

Rambut Porous ( termasuk jenis rambut kering
Rambut porous adalah rambut yang menyerap zat cair, kering, bercabang, dengan pertumbuhan rambut yang sedikit serta kadang berwarna kemerahan yang diakibatkan oleh banyaknya penyasakan, dan bahan kimia kosmetik rambut.

Rambut Berminyak
Rambut berminyak adalah rambut yang terlihat basah dan lengket, mudah kotor karena debu, mudah lengket dan kadang membentuk rumpun rambut (gimbal).

Setelah mengetahui jenis rambut anda, berikut beberapa cara alami yang anda dapat lakukan untuk mengatasi Rambut Rontok.

Teh
Teh hijau dengan kandungan antioksidan yang tinggi dapat anda manfaatkan untuk melindungi serta merawat rambut dari paparan polusi terlebih dari serangan UV yang dapat merusak rambut bahkan menyebabkan kerontokan.

Berikut beberapa macam teh dan fungsinya:

  • Teh melati memiliki manfaat untuk menjaga bahkan membuat rambut anda semakin berkilau. 
  • Teh daun mint, berfungsi sebagai penyejuk bagi kulit kepala anda bahkan mampu mengangkat minyak berlebih serta kotoran penyebab ketombe dikulit kepala serta mengurangi rasa gatal. 

Mencuci rambut dengan teh dapat anda lakukan dengan mengendapkan air rebusan daun teh semalaman kemudian anda gunakan untuk mencuci rambut anda. Air teh yang sudah anda endapkan tersebut, dapat juga anda gosokkan pada kulit kepala. Lakukan cara mengatasi rambut rontok dengan menggunakan teh ini pada saat sebelum keramas.

Alpukat
Cara mengatasi rambut rontok yang disebabkan oleh rambut kering, dapat anda gunakan perawatan dengan memanfaatkan alpukat. Kandungan alami alpukat yang tinggi asam lemak serta nutrisi yang baik bagi rambut tentunya dapat menjaga kesehatan rambut anda serta mencegah rambut anda rontok. Gunakan alpukat ini sebagai masker untuk menutrisi rambut rontok pada perawatan harian rambut anda.

Lumatkan alpukat yang sudah matang benar, hancurkan hingga benar-benar lembut atau hingga menjadi pasta. Usapkan secara merata dan menyeluruh pada rambut anda mulai dari akar hingga ujung rambut. Diamkan kurang lebih setengah jam lalu bilas rambut anda dengan menggunakan air bersih.

Kemiri
Cara mengatasi rambut rontok bisa juga anda manfaatkan kemiri, minyak kemiri dapat memperbaiki serta mampu menguatkan akar rambut hingga tidak mudah rontok. Kandungan minyak yang terdapat pada kemiri sangat bagus sekali bagi akar rambut anda. Selain anda dapat membeli minyak kemiri anda juga dapat membuat minyak kemiri sendrii dirumah. Cara membuat minyak kemiri, ambil secukupnya kemiri lalu tumbuk kasar kemiri tersebut setelah itu kemiri kasar tadi sangrai menggunakan api yang sedang. Setelah disangrai, tumbuk kembali kemiri hingga halus benar hingga mengeluarkan minyak alami. Anda dapat menggunakan minyak kemiri ini pada saat creambath sebelum keramas.
Read more...

Waktu Menelan Obat

0 komentar
 Bagi kebanyakan obat waktu di telannya tidak begitu penting, yaitu sebelum atau sesudah makan. Tetatpi ada pula obat dengan sifat atau maksud pengobatan khusus guna menghasilkan efek maksimal atau menghindarkan efek samping tertentu.

 Sebenarnya penyerapan obat dari lambung yang kosong berlangsung paling cepat karena tidak dihalangi oleh isi usus, contoh :


  • Obat-obat yang diharapkan memberikan efek yang cepat sebaiknya ditelan sebelum makan, misalnya analgetika (kecuali asetosal).
  • Obat yang sebaiknya diberikan pada lambung kosong yakni 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan adalah Penisilin, Sefalosporin, Eritromysin, Rovamysin, Linkomisin, dsb.
  • Obat lain yang bersifat merangsang mukosa lambung harus digunakan pada waktu setelah makan, meskipun absorpsinya menjadi terhambat misalnya obat-obat kortikosteroid dan rematik, antidiabetika oral, garam-garam besi, obat cacing, dsb.







sumber : Buku Farmakologi Kelas X | Pilar Media
Read more...

Macam Unit Produksi dan Distribusi Perbekalan Farmasi

0 komentar
 Kali ini catatan anak farmasi akan membahas sedikit mengenai macam unit produksi dan distribusi perbekalan farmasi, tujuan dari postingan kali ini agar para pembaca tahu harus dimanakah kita membeli obat agar aman dan asli, untuk itu kita perlu mengetahui apa saja kah unit distribusi yang diperbolehkan untuk perbekalan farmasi. Berhubungan ini postingan pertama pada materi Manajemen Farmasi kami harapkan untuk tinggalkan komentar pada postingan kali ini. Dan ingat tetaplah jaga kesehatan anda.


Macam unit produksi perbekalan farmasi

1.) Industri Farmasi :
      - Penghasil obat paten dan generik
      - Penghasil bahan baku obat

2.) Industri kosmetik
3.) Industri obat tradisional

Macam unit distribusi perbekalan farmasi

1.) Pedagang Besar Farmasi sebagai agen
2.) Pedagang Besar Farmasi
3.) Apotik
4.) Toko Obat Berijin
Read more...

Asas Dan Tujuan Pembangunan Kesehatan

0 komentar
Asas Pembangunan Kesehatan

1. Asas Perikemanusiaan
2. Asas Keseimbangan
3. Asas Manfaat
4. Asas Perlindungan dan Kepastian Hukum
5. Asas Penghormatan terhadap Hak dan Kewajiban
6. Asas Keadilan
7. Asas Gender & Nondiskriminatif
8. Asas Norma Agama

Tujuan Pembangunan Kesehatan

 Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.

 Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang dat kesehatan dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya dari tenaga kesehatan.
Read more...

Ketentuan Umum Cara Pembuatan Salep

0 komentar
Ketentuan Umum Cara Pembuatan Salep :

a. Peraturan salep Pertama
    Zat-zat yang dapat larut dalam campuran lemak dilarutkan kedalamnhya,
    jika perlu dengan pemanasan.

b. Peraturan Salep Kedua
    Bahan-bahan yang dapat larut dalam air, jika tidak ada peraturan lain
    dilarutkan lebih dahulu dalam air, asalkan air yang digunakan dapat
    di serap seluruhnya oleh basis salep. Jumlah air yang digunakan
    di kurangi dari basis.

c. Peraturan Salep Ketiga
    Bahan-bahan yang sukar atau hanya sebagian dapat larut dalam lemak
    dan air, harus diserbuk lebih dahulu kemudian diayak dengan pengayak
    B40.

d. Peraturan Salep Keempat
    Salep-salep yang dibuat dengan
    jalan mencairkan, campurannya
    harus digerus sampai dingin.
Read more...

Pengertian, Prinsip dan Tujuan Kesehatan Masyarakat

0 komentar
 Menurut Winslow, yang di maksud dengan Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah suatu ilmu dan keterampilan untuk mencegah penyakit, memperpanjang masa hidup, memelihara kesehatan jasmani dan rohani dengan jalan usaha masyarakat yang terorganisir untuk penyehatan lingkungan, pemberantasan penyakit menular, pendidikan setiap orang dalam prinsip-prinsip kesehatan perorangan.




Prinsip-Prinsip Kesehatan Masyarakat 

Agar usaha kesehatan masyarakat dapat terlaksana dengan baik ada beberapa prinsip pokok yang harus terpenuhi, yaitu :

1. Usaha kesehatan masyarakat lebih mengutamakan pencegahan (preventif)
    daripada pengobatan (kuratif).
2. Dalam melaksanakan melaksanakan tindakan pencegahan selalu menggunakan
    cara-cara yang ringan biaya dan berhasil baik
3. Melaksanakan kegiatannya lebih menitik beratkan kepada masyarakat.
4. Dalam melibatkan masyarakat sebagai pelaku maka sasaran yang diutamakan
    adalah masyarakat yang terorganisir.
5. Lebih mengutamakan masalah kesehatan masyarakat yang jika tidak segera
   diatasi akan menimbulkan malapetaka.

Tujuan Kesehatan Masyarakat

Tujuan Umum :
Terciptanya keadaan lingkungan yang sehat, terberantasnya penyakit menular, meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang prinsip-prinsip kesehatan perseorangan, tersedianya berbagai usaha keseehatan yang dibutuhkan masyarakat yang terorganisir dan terlibatnya badan-badan kemasyarakatan dalam usaha kesehatan.

Tujuan Akhir :
Terciptanya jaminan bagi tiap individu masyarakat untuk mencapai suatu derajat hidup yang cukup guna untuk mempertahankan kesehatan.









sumber : Buku IKM Kelas X | Pilar Media
Read more...

Perbekalan Farmasi

0 komentar
Yang dimaksud perbekalan farmasi menurut undang-undang kesehatan adalah perbekalan farmasi yang meliputi :

1. Obat, yang terdiri dari :
    - Obat Bebas
    - Obat Bebas Terbatas
    - Obat Wajib Apotek ( OWA )
    - Obat Keras
    - Obat Narkotika
    - Obat Psikotropika

Penggolongan obat di atas sesuai dengan Peraturan Menteri kesehatan RI Nomor 917/Menkes/Per/X/1993 yang kini diperbaiki dengan Permenkes RI Nomor 949/Menkes/Per/2000.

2. Bahan Baku Obat

3. Obat Tradisional dan bahan obat tradisional (obat asli Indonesia) dan (bahan obat asli Indonesia)

4. Alat-alat kesehatan

5. Kosmetika
Read more...

Suhu Penyimpanan Obat

0 komentar

Macam-macam suhu penyimpanan obat :

  • Dingin  adalah suhu tidak lebih dari 8 derajat.Lemari pendingin memiliki suhu antara 2 - 8 derajat sedangkan lemari pembeku mempunyai suhu antara -20 s/d -10 derajat.


  • Sejuk adalah suhu antara 8 s/d 15 derajat. Kecuali dinyatakan lain harus disimpan pada suhu sejuk dapat disimpan dilemari pendingin.


  • Suhu Kamar adalah suhu pada ruang kerja. Suhu kamar terkendali adalah suhu yang diatur antara 15 s/d 30 derajat.


  • Hangat adalah suhu antara 30 s/d 40 derajat

  • Panas berlebih adalah suhu diatas 40 derajat




*note : semua satuan derajat pada suhu diatas menggunakan Celcius










sumber: Buku Ilmu Resep kelas X | Pilar Media
Read more...

Wadah Obat

0 komentar
Wadah dan sumbatnya tidak boleh mempengaruhi bahan yang disimpan didalamnya, baik secara kimia maupun secara fisika yang dapat mengakibatkan perubahan kekuatan, mutu atau kemurniannya sehingga tidak memenuhi persyaratan resmi.

Wadah tidak tembus cahaya

Wadah tidak tembus cahaya harus dapat melindungi isi dari pengaruh cahaya, dibuat dari bahan khusus yang mempunyai sifat menahan cahaya. Wadah yang bening dan tidak berwarna atau wadah yang tembus cahaya dapat dibuat tidak tembus cahaya dengan dengan cara memberi pembungkus yang buram.

Wadah tertutup baik

Wadah tertutup baik harus melindungi isi terhadap masuknya bahan padat dan mencegah kehilangan bahan selama penanganan, penyimpanan dan distribusi.

Wadah tertutup rapat

Wadah tertutup rapat harus melindungi isi terhadap masuknya bahan padat, cair atau uap serta harus dapat ditutup rapat kembali setelah dibuka.

Wadah tertutup kedap

Wadah tertutup kedap harus dapat mencegah tembusnya udara atau gas.
Read more...

Buku-Buku Resmi Pembuatan Obat

0 komentar
 Dalam melakukan kegiatan di apotek mulai dari persiapan bahan sampai penyerahan obat, kita harus berpedoman pada buku resmi farmasi yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan, antara lain buku Farmakope (berasal dari kata "Pharmacon" yang berarti racun/obat dan "pole" yang berarti membuat). Buku ini memuat persyaratan kemurnian, sifat ketentuan-ketentuan lain yang berhubungan dengan obat-obatan.

Buku-buku panduan resmi yang digunakan dalam prmbuatan obat :
1. Formularium Nasional ( FORNAS )
2. Formularium Indonesia ( FoI )
3. Formularium Medicamentorum Selectum ( FMS )
4. Formularium Medicamentorum Indicum ( FMI )
5. Netherlands Pharmakope
Read more...

Obat Paten dan Generik

0 komentar
 Obat paten atau spesialite adalah obat milik suatu perusahaan dengan nama khas yang dilindungi hukum dengan merk terdaftar atau proprietary name. Banyaknya obat paten dengan beraneka ragam nama yang setiap tahun dikeluarkan oleh industri farmasi dan kekacauan yang diakibatkannya telah mendorong WHO untuk menyusun Daftar Obat dengan nama-nama resmi.

 Official atau generik name (nama generik) ini dapat digunakan di semua negara tanpa melanggar hak paten obat bersangkutan. Hampir semua Farmakope sudah menyesuaikan nama obatnya dengan nama generik ini, karena nama kimia yang semula digunakan sering kali terlalu panjang atau tidak praktis. Dalam artikel atau postingan kali ini untuk jelasnya di bawah ini kami berikan beberapa contoh :

1.)Nama Kimia    :  Acidum Acetyl Salicylicum
    Nama Generik :  Asetosal
    Nama Paten     :  Aspirin (Bayer)
Read more...

Radix dan Cortex

0 komentar
Jika ingin mengetahui lebih detail atau lebih jelas tentang tabel Simplisia Radix dan Cortex silahkan klik link di bawah ini dan download file nya.

Link Download : http://www.4shared.com/file/H3KJ54jH/Book1.html?

Cara download :
1. Anda harus punya akun 4shared atau bisa juga Login dengan akun Facebook, Twitter, dan Gmail
2. Klik tombol unduh seperti yang di tunjuk panah merah pada gambar :


3. Lalu akan muncul halaman seperti pada gambar ,lalu klik Unduh Gratis seperti tanda panah pada gambar :


4. Jika ada waktu hitung mundur maka tunggu sampai ke angka Nol maka file akan ter-download sendiri ,atau jika waktu sudah Nol maka file akan otomatis ter-download. Jika waktu sudah Nol dan file belum ter-download maka halaman perlu di refresh dan ulangi klik Unduh Gratis.




Read more...

Macam - Macam Sediaan Umum

0 komentar
 Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, macam-macam sediaan umum adalah sebagai berikut dan dapat dikategorikan dalam bentuk :

 1. Sediaan cair, misal nya :  Potio, suspensi, sirup, lotio, dll
 2. Sediaan semi padat, misal nya : Salep, cream, gel, dll
 3. Sediaan padat, misal nya : Kapsul, tablet, pil, supos, dll
 4. Sediaan lain, misal nya : Aerosol, inhaler, dll
Read more...

Regulasi Obat

0 komentar
Regulasi obat di Indonesia mengatur beredarnya obat dalam 5 kelompok :

1.) Obat daftar "G" dalam bahasa Belanda gevaarlijk artinya berbahaya, ditandai dot merah dengan huruf K

2.) Obat daftar "O" dari kata opium yakni golongan opiat yang sangat diawasi oleh pemerintah.

3.) Obat daftar "W" dalam bahasa Belanda waarcshuwing artinya peringatan yakni obat bebas terbatas, 
     penjualannya dibatasi hanya di apotek dan toko obat berijin, ditandai dot biru.

4.) Obat daftar "B" boleh dijual dimana saja ditandai dot hijau.

5.) Obat Tradisional ditandai dengan 3 kategori :
      a. Jamu, herbal dalam bentuk simplisia.
      b. Herbal berstandar bahan bakunya mempunyai standar tertentu.
      c. Fitofarmaka, herbal berstandar yang sudah mengalami uji klinik.

 Badan POM juga meregulasi bahan lainnya antara lain suplemen makanan seperti vitamin dan mineral, serta pangan fungsional yaitu makanan yang dianggap berfungsi menjaga kesehatan seperti serat, omega 3, dan omega 6.

 Juga dikenal Obat Wajib Apotek atau OWA yaitu obat daftar "G" yang boleh diberikan oleh apoteker pada pasien yang sebelumnya telah mendapatnya dari dokter, biasanya untuk penggunaan jangka panjang atau kondisi tertentu.

Berdasarkan keamanan penggunaan pada kehamilan dibagi dalam 5 kategori :
 1. Kategori A. Studi pembanding menunjukan tidak ada resiko.
 2. Kategori B. Studi tidak ada risiko pada manusia.
 3. Kategori C. Studi risiko tidak dapat disingkirkan.
 4. Kategori D. Studi bukti risikonya positif.
 5. Kategori X. Studi kontraindikasi pada kehamilan.









sumber : Buku Farmakologi kelas X | Pilar Media
Read more...

Farmakokinetika dan Farmakodinamika

0 komentar
Farmakokinetika

 Farmakokinetika adalah ilmu yang mempelajari proses obat yang di berikan kepada suatu makhluk, yaitu absorpsi, distribusi, biotransformasi, dan ekskresi.

Fase Farmakokinetika

adalah fase yang meliputi semua proses yang dilakukan tubuh, setelah obat dilepas dari bentuk sediaannya yang terdiri dari absorpsi, distribusi, metabolisme/biotransformasi dan ekskresi.


Farmakodinamika

 Farmakodinamika adalah ilmu yang mempelajari pengaruh obat terhadap sel hidup, organ atau makhluk.

Fase Farmakodinamika

adalah fase dimana obat telah berinteraksi dengan sisi reseptor dan siap memberikan efek.


Jadi, dapat disimpulkan bahwa farmakokinetika merupakan proses yang dilakukan tubuh terhadap obat ,dan farmakodinamika merupakan proses yang dilakukan obat terhadap tubuh.








sumber : Buku Farmakologi kelas X | Pilar Media
Read more...

Farmakognosi

0 komentar
 Farmakognosi adalah ilmu yang mempelajari pengetahuan dan pengenalan obat yang berasal dari tanaman dan zat-zat aktifnya, begitu pula yang berasal dari mineral dan hewan.

 Pada zaman obat sintetis seperti sekarang ini, peranan ilmu farmakognosi sudah sangat berkurang. Namun pada dasawarsa terakhir peranannya sebagai sumber untuk obat-obat baru berdasarkan penggunaannya secara empiris telah menjadi semakin penting. Banyak phytoterapeutika baru telah mulai digunakan lagi (Yunani ; phyto = tanaman), misalnya tingtura echinaceae (penguat daya tangkis), ekstrak Ginko biloba (penguat memori), bawang putih (antikolesterol) ,dan masih banyak lagi. Walaupun penggunaan obat herbal sebelum nya sempat berkurang ,tetapi kini orang-orang sudah mulai kembali menggunakan obat-obat herbal sebagai alternatif pengobatan.








sumber : Buku Farmakologi kelas X | Pilar Media
Read more...

Perkembangan Sejarah Obat

0 komentar
 Obat di deefinisikan sebagai senyawa zat, baik kimiawi ,hewani maupun nabati ,yang di gunakan dalam dosis yang tepat untuk menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit berikut gejalanya ,juga untuk mendiagnosa penyakit/gangguan, atau menimbulkan kondisi tertentu.

 Kebanyakan obat yang di gunakan di masa lampau adalah obat yang berasal dari tanaman. Dengan cara mencoba-coba, secara empiris orang purba mendapatkan pengalaman dengan berbagai macam daun atau akar tumbuhan  untuk menyembuhkan penyakit.
     
 Obat yang pertama digunakan adalah obat yang berasal dari tanaman yang di kenal dengan sebutan obat tradisional (jamu). Hal ini dianggap kurang memuaskan, maka lambat laun ahli-ahli kimia mulai mencoba mengisolasi zat-zat aktif yang terkandung dalam tanaman sehingga menghasilkan serangkaian zat-zat kimia sebagai obat misalnya efedrin dari tanaman Ephedra vulgaris, atropin dari Atropa belladona, morfin dari Papaver somniverum ,dll.


 Pada abad 20 mulailah dibuat obat-obat sintesis misalnya asetosal, disusul kemudian dengan sejumlah zat-zat lainnya. Pendobrakan sejati baru tercapai dengan penemuan dan penggunaan obat-obat kemoterapetik sulfanilamid (1935) dan penisillin (1940). Penemuan-penemuan baru menghasilkan lebih dari 500 macam obat setiap tahunnya, sehingga obat-obat kuno semakin terdesak oleh obat-obat baru.





sumber : Buku Farmakologi kelas X | Pilar Media
Read more...

Farmakognosi "Simplisia CORTEX"

0 komentar

CORTEX
NoNama SimplisiaNama LainNama Tanaman AsalZat BerkhasiatPenggunaan
1ALSTONIAE CORTEXKulit PuleAlstonia scholarisAlstoninaAntipiretik ,Stomakik,
Antidiabet ,Anthelmintik
2ALYXIAE CORTEXPulasariAlyxia reindwardtiiKumarinAromatika ,Karminativa
Antipiretika
3PARAMERIAE CORTEXKulit Kayu RapatParameria laevigataTaninAdstringensia
4BURMANI CORTEXKulit Kayu Manis PadangCinnamomum BurmaniSinamil aldehid,Diaforetik ,Anti Iritansia
Sinamil AsetatKarminativa , Aromatika
5CINNAMOMI CORTEXKulit Kayu ManisCinnamomumSinamilaldehidaKarminativa
zeylanicum
6LITSEAE CORTEXKulit KrangeanLitsea cubebaSitral ,LimonenKarminativ ,Spasmolitik
Stomakik
7CINCHONAE CORTEXKulit KinaCinchona succirubraAlkaloida Kinina ,Antipiretika, Amara,Antimalaria
Sinkonina, Sinkodina,
Kinidin
8GRANATI PERCARPIUMKulit Buah DelimaPunica granatumTanin ,PeletrinaAdstringen usus ,
Antidiare,Anthelmintika
9SYMPLOCY CORTEXKulit SariawanSymplocos GlukosidaAntisariawan
odoratissimasymplokosin
10SYZYGII JAMBOLANI CORTEXKulit JamblangSyzygium jambolanumJambulol ,jambolisinAdstringen,O.Diabetes,
Emenagoga
Read more...

Farmakognosi "Simplisia RADIX"

0 komentar
RADIX     
No.Nama SimplisiaNama LainNama Tanaman AsalZat BerkhasiatPenggunaan
1CATHARANTHI RADIXAkar Tapak DaraCatharanthus roseusVindesin ,Vinkristin,Emenagoga ,O.Diabetes,
    VinblastinO.Kanker (Darah)
2RAUWOLFIAE SERPENTINAE RADIXAkar PulepandakRauwolfia serpentinaSerpentina,reserpinaAntihipertensi ,
     Neuropsikhiatrik
3DERRIDIS RADIXAkar TubaDerris EllipticaRotenonRacun [Panah,ikan] ,
     Skabicida,Insektisida
4GLYCYRRHIZAE RADIXAkar ManisGlycyrrhiza glabraGlisirizinEkspektoran, Pengisi/
     Pembalut Pil (akar serbuk)
5EURYCOMAE RADIXAkar PasakbumiEurycoma longifoliaEurikomolakton ,Diuretika ,Antipiuretika,
    EurikomanolAprodisiaka
6IPECACUANHAE RADIXAkar MuntahCephaelis ipecacuanhaAlkaloid EmetinaJml Kecil : Amara
     Jml Sedang : Ekspektoran
     Jml Besar : Emetika
7PANACIS RADIXGinsengPanax ginsengGinsengnosidaAmara,Stimulansia,
     Aprodisiaka
8RHEI RADIXKelembakRheum officinaleRhein ,Aloe emodin,Laksativa ,Antispasmodik
    Asam krisofanatAntipiuretika
9VALERIANAE RADIXAkar ValerianValeriana officinalisValerianinSedativa
10VETIVERIAE RADIXAkar WangiVetiveria zizanoidesVetiverat ,Vetiven,Aromatika ,Diaforetika
    Vetiveron
Read more...
0 komentar
Blog ini akan membantu anda semua untuk mengetahui informasi dan pembahasan tentang pelajaran-pelajaran ke farmasian ,,anda juga bisa berdiskusi di blog ini. Saya mohon kerja sama nya. Terima Kasih
Read more...

TETES TELINGA ERLAMYCETIN CHORAMPHENICOL

0 komentar

Komposisi
ERLAMYCETIN tetes telinga mengandung Chloramphenicol base 1% dalam larutan tetes telinga.

Cara Kerja Obat
Chloramphenicol adalah antibiotika spektrum luas, bekerja sebagai bakteriostatik terhadap beberapa spesies, dan pada keadaan tertentu bekerja sebagaibakterisida.

Indikasi
Infeksi superfisial pada telinga luar oleh bakteri gram positif atau gram negatif yang peka terhadap chloramphenicol.

Kontraindikasi
1.      Bagi penderita yang sensitif terhadap Chloramphenicol.
2.      Perforasi membran timpani.

Cara Pemakaian
Teteskan kedalam lubang telinga 2 – 3 tetes, 3 kali sehari. Atau menurut petunjuk dokter.

Kemasan
Botol @ 10 ml.

Peringatan dan Perhatian
1.      Hindarkan penggunaan jangka panjang karena dapat merangsang hipersensitivitas  dari superinfeksi oleh kuman yang resisten.
2.      Obat tetes ini hnya bermanfaat untuk infeksi yang sangat superfisial. Infeksi yang dalam memerlukan terapi sistemik.

Efek Samping
Iritasi lokal seperti gatal, rasa panas, dermatitis vesikuler dan mokulopapular.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Read more...

INERSON® Salep Preparat Kortikosteroid Untuk Kulit

0 komentar

Komposisi
Tiap gram salep mengandung
Desoximetasone         2,5 mg

Khasiat
INERSON® mengandung Desoximetasone, suatu kortikosteroid yang mempunyai khasiat sebagai antiflogistik, antipuritik.

Indikasi
Berbagai macam eksema, dermatitis dan psoriasis.

Kontraindikasi
1.      Penderita yang hipersensitif terhadap Desoximetasone.
2.      Reaksi kulit terhadap vaksinasi, T.B.C kulit.
3.      Penyakit kulit karena virus

Efek Samping
Pada pengobatan jangka panjang dengan preparat yang mengandung kortikosteroid, dapat timbul gejala – gejala hipopigmentasi, atropi kulit dan stria.
Kadangkala juga terjadi iritasi kulit seperti rasa gatal dan rasa panas.

Peringatan Dan Perhatian
1.      Cegah penggunaan pada mata
2.      Hindari pemakaian yang luas ata lama pada kehamilan.
3.      Bila terjadi reaksi iritasi, hentikan pengobatannya.
4.      Pengobatan pada daerah kulit yang luas dan/atau jika digunakan dalam waktu yang lama, dapat timbul efek sistemik yang disebabkan oleh penyerapan kortikosteroid melalui kulit.

Aturan Pakai
Oleskan tipis – tipis, sehari 2-3 kali pada tempat yang gatal, lalu gosok secara merata.

Kemasan
Tube berisi 15 g netto
Reg. No. : DKL8817605230A1

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

SIMPAN DIBAWAH SUHU 300 C
TERLINDUNG DARI CAHAYA
JANGAN DISIMPAN DALAM LEMARI PEMBEKU

Diproduksi oleh:
PT. Interbat
Jl. H.R.M Mangundiprojo no.1
Buduran, Sidoarjo-61252
Jawa Timur, Indonesia
Read more...

INERSON® Ointment

0 komentar
Composition
Each gram ointment contains :
Desoximetasone                      2.5 mg
Actions
INERSON® contains Desoximetasone, a corticosteroid with antiphlogistic, antipruritic effects.
Indications
Various types of eczema, dermatitis and psoriasis.
Contraindications
  • Patients hypersensitive to Desoximetasone.
  • Skin reaction due to vaccinations, dermal tuberculous.
  • Skin infections caused by virus.
Adverse Reactions
Prolonged use of corticosteroid preparation may cause hypopigmentation, dermal atrophy and striae.
In rare cases, skin irritation may occur such as itching and burning.
Precautions/Warning
1.      Not recommended for opthalmic use.
2.      Do not use pregnant women in large amounts or for prolonged periods.
3.      If irritation develops, topical corticosteroid should be discontinued.
4.   If therapy is applied to large areas of the body and for long periods of time, systemic effects of the corticosteroid may occur due to skin absorption.
Dosage And Administrations
A thin layer should be applied to cover the affected area 2-3 times daily.
Presentation
Box contains 1 tube of net 15 g
Reg. No.:DKL8817605230A1

ON MEDICAL PRESCRIPTION ONLY
STORE BELOW 300 C
PROTECT FROM LIGHT
DO NOT FREEZE

Manufactured by:
PT. Interbat
Jl. H.R.M. Mangudiprojo no. 1
Buduran, Sidoarjo-61252
East Java, Indonesia
Read more...

Farmoten® Captopril Tablet

0 komentar
Composition
Farmoten®12,5
Each tablet contains :
Captopril 12, 5 mg
Farmoten® 25
Each tablet contains :
Captopril 12, 5 mg
Farmoten® 50
Each tablet contains :
Captopril 12, 5 mg

Pharmacology
Farmoten® acts on renin angiotensin by inhibiting the conversion of relatively non-active angiotensin I to active angiotensin II (angiotensin-converting enzyme inhibitor). Farmoten®
 Is an antihypertensive agent which is also, effective for the treatment of heart failure. The combination with thiazide gives an additive lowering of blood pressure, whereas the combination with β-blocker has less additive effect.

Indications
  • Treatment of moderate to severe to severe hypertension which does not respond to other combination therapy. Farmoten® can be used alone and in combination with other antihypertensive agent, eg thiazide.
  •  For treatment of heart failure in patients who have not responded adequately to treatment with diuretic and digitalis, in this therapy combination of Farmoten® with diretic and digitalis is commonly prescribe.


Dosage And Administration
Farmoten® should be given 1 hr before meals.
Adults
  • Hypertension initial dose 12,5-25 mg 2-3 times a day. If lowering of blood pressure is not ssatifactory in 2 weeks after treatment, dose can be increased up to 50 mg 2-3 times a day.
  •  Mild to moderate hypertension : dosage should not be more than 150 mg/day.
  • Severe hypertension : maximum permissible dose is up to 450 mg/day.
  • Heart failure : initial dose is usually 25 mg 3 times a day, but it is advisable to commence with 12,5 mg 3 times a day.

Warning And Precautions
  • Patients with signs of prior renal disorder may develop proteinuria and hyperkalaemia.
  • Combination with potassium-sparing diuretics must be used with caution.
  • Caution should be exercised when prescribing Captopril to patients with coronary heart deasese.
  • Caution should be taken when administered to patients with aortic stenosis or outflow tract obstruction.
  • Rotine blood test is required at the beginning of therapy as neutropenia may develop.
  • Use in pregnancy & lactation : Captopril can cause fetal and neonatal morbidity and mortality when administered to pregnant women. If patients become pregnant during therapy with captopril, treatment must be discontined immediately. Administration during the 2nd or 3rd trimesters of pregnancy has been associated with fetal and nonatal injury including hypotension, neonatal skull apoplexy, anuria, reversible and irreversible renal failure and death.
  • Oligohydramnios, craniofacial deformity, hypoplastic lung development, premature birth, intrauterine growth retardation and patent ductus arterious have been reported.
  • Babies born from mothers who received ACE inhibitor therapy during pregnancy must be under intensive obserbation because of the possibility of hypotension, oligouria and hyperkalaemia. Caution should be observed in nursing mothers.
  • Use in children caution should be exercised when administered to children since the safe use and efficacy of captopril for these patient has not been established yet.


Side Effect
  • Maculopapular rash often with pruritus and fever has been reported in about 10 % of patients receiving captopril.
  • These side effects are usually mild and diapear in a few days after reduction of capropril dosage.
  • Transient taste alteration is found in 70% of patients receiving captopril and will disappear without discontinuing captopril therapy.
  • Proteinuria developed in 0,5% of patients receiving > 1 g of captopril daily and in 1,2% of patients who had evidence of prior renal disease. Proteinuria subsided eventhough therapy was not interrupted. Proteinuria usually occurred by the 8th month of therapy, therefore it is advisable to have urinay protein checked prior to treatment and periodically thereafter for the first 8 months of therapy.
  • Mild potassium retention may develop particulary in patients with renal disorder: therefore, if combination therapy with potassium-retaining diuretics is required, it must be administered cautiously.
  •  Neutropenia and agranulocytosis;  gastrointestinal disturbances, eg nausea and vomiting.
  • Elevation of BUN (blood urea nitrogen) and serum creatine; paresthesias, serum disorder, bronchospasm, lymphadenopathy, cough.


Contraindications
Patients hypersensitive to captopril

Drug Interactions
  • Combination therapy with diuretics can produce hypotension within the first 1-3 hrs after initial dose. This hypotensive effect can be minimised by either discontining the diuretic or increasing the salt intake approximately 1 week prior to initation of treatment with captopril.
  • This transient hypotensive response may not occur in the subsequent doses and diuretics can be administered if necessary.
  • Concomitant use of captopril with “potassium-increaseing agents” (salt/potassium-substitutes, potassium-sparing agent), eg spionolactone, triaterene and amiloride may cause the development of hyperkalaemia.
  • Concomitant administration with renin-releasing agent or other antihypertensivedrugs may produce additive hypotensive effect.
  • Concomitant use with vasodilating agents may produce additive hypotensive effect.
  • Caution should be taken when administered together with sympathomimetic agents since blood pressure may be increased. Hypotensive effects is diminished by indomethacin, salicylates and NSAIDS.


Storage
Store below 300C

Presentation
Farmoten®12.5    : Box of 10 strips @ 10 tablets. Reg. No. DKL9131501810B1
Farmoten®25       : Box of 10 strips @ 10 tablets. Reg. No. DKL9131501810A1

ON MEDICAL PRESCRIPTION ONLY

Manufactured by
PT. PRATAPA NIRMALA
Tanggerang – Indonesia
FAHRENHEIT
Read more...

Sakit Saat Haid Yang Di Alami Seorang Wanita

0 komentar

Sakit atau nyeri haid merpakan masalah yang umum dialami wanita, terutama remaja yang baru mengalami haid. Sakit saat haid menimbulkan rasa kaku dan nyeri di bagian bawah perut dan bagian belakang. Nyeri haidterjadi karena saat haid hormon – hormon akan dilepaskan untuk mengerutkan otot rahim. Bila rahim terlalu dikerutkan, pengaliran darah dan oksigen ke otot – otot menjadi kurang dan menyebabkan nyeri haid. Masalah nyeri haid ini akan berkurang seiring dengan meningkatnya usia.
Read more...

BETASON – N KRIM

0 komentar
Komposisi
Tiap gram krim mengandung :
Betametason – 17 – valerat     1 mg
Neomisin sulfat                      5 mg

Sifat – sifat
Betametason adalah suatu 9-fluorokortikosteroid, yaitu suatu senyawa dari golongan kortikosteroid yang paling efektif untuk pengobatan kulit.
Neomisin dikenal sebagai suatu antibiotik yang aktif terhadap sejumlah besar bakteri yang umumnya menyertai radang kulit.

Indikasi
Betason – N krim sangat berguna untuk mengobati penyakit kulit yang menimbulkan radang akut maupun sub-akut seperti :
Eksema
Eksema infatil
Dermatitis atopik
Dermatitis herpetiformia
Dermatitis kontak
Alergi, misalnya peka terhadap bubuk sabun atau zat – zat kimia lain
Dermatitis venenata
“seborrhoeic dermatitis”
Neurodermatitis
Psoriasis
Infertigo
Gangguan – gangguan yang menyertai penyakit kulit akan segera lenyap setelah pengobatan dengan Betason-N krim dimulai. Hal ini disebabkan karena efek anti radang yang kuat dari obat tersebut. Adanya neomisin dalam Betason-N krim menjamin penyembuhank infeksi skunder yang umumnya menyertai radang – radang kulit.

Cara pemakaian
Menurut petunjuk dokter, umumnya:
3 – 4 kali sehari dioleskan pada bagian kulit yang sakit

Perhatian
Betason-N krim tidak ditujukan bagi penderita tuberkulosis kulit
Betason-N krim tidak boleh digunakan pada mata atau pada kulit yang berdekatan dengan mata.
Seperti halnya krim dengan kortikosteroid lain yang zat berkhasiatnya mudah diresorpsi melalui kulit, bagi penderita yang harus menjalankan pengobatan jangka panjang supaya diperhatikan efek – efek sistemik dari kortikosteroid yang sangat kuat ini.

Kemasan :
Tube @ 5 gram (No. Reg : DKL.7212424629.A.1)
Simpan ditempat yang terlindung dari cahaya
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
PT. Kimia Farma

Iso 9001 : 2008
Read more...

Gangguan Pra Haid Pada Wanita

0 komentar

Gangguan pra haid merupakan gangguan yang sering terjadi sebelum haid. Pada masa ini, kebanyakan wanita mengalami perubahan pada tubuh dan pikiran mereka, ini termasuk sedih sedih, pilu, resah, merasa tertekan, emosi mudah berubah – ubah dan sensitif. Mereka tidak berminat dengan apa yang terjadi di sekeliling. Suka menyendiri dan cepat marah. Biasanya tanda – tanda ini hanya terjadi beberapa hari saja saat haid.
Read more...

Penggunaan Obat Pada Masa Kehamilan

0 komentar

Penggunaan obat pada wanita hamil memerlukan pertimbangan lebih khusus karena risiko tidak hanya pada ibu saja, tetapi juga pada janin yang dikandungnya. Risiko yang paling dikuatirkan adalah timbulnya kecacatan pada janin atau bayi yang lahir nantinya, baik berupa cacat fisik maupun cacat fungsional. Hal yang perlu dipertimbangkan adalah apakah manfaat dari penggunaan obat lebih besar dari pada risikonya, sehingga ibu dapat melahirkan bayi yang sehat dengan selamat.

Tidak ada obat yang secara mutlak dianggap aman untuk digunakan pada masa kehamilan. Efek teratogenik tidak hanya dalam bentuk kecacatan fisik saja (malformasi), tetapi juga pertumbuhan yang terganggu, karsinogenesis, gangguan fungsional atau mutagenesis. Kecacatan janin akibat obat  diperkirakan sekitar 3% dari seluruh kelahiran cacat. Risiko paling tinggi untuk menimbulkan efek teratogenikadalah penggunaan obat pada trimester pertama, lebih tepatnya minggu ke-3 sampai dengan ke-8  dimana sebagian besar organ utama dibentuk. Setelah minggu ke-8 jarang terjadi anomali struktur karena organ utama sudah terbentuk pada fase ini. Pada trimester II dan III, efek teratogenik lebih kepada kecacatan fungsional, contohnya penggunaan obat ACE inhibitor pada trimester II dan III, akan menyebabkan hipotensi pada janin. Obat yang diberikan kepada wanita hamil umumnya dapat melalui plasenta. Transfer obat melalui membran plasenta terjadi secara difusi pasif. Faktor – faktor yang mempengaruhi proses transfer ini adalah : konsentrasi dalam darah ibu, aliran darah plasenta, sifat fisikokimia obat (berat molekul rendah, obat yanglarut dalam lemak, non-polar, dan tidak terionisasi akan lebih mudah melewati membran plasenta), hanya obat yang berada dalam bentuk bebasdari ikatan protein yang dapat melewati membran plasenta. Penggolongan tingkat keamanan penggunaan obat pada wanita hamilberdasarkan FDA Amerika Serikat banyak dijadikan acuan dalam mempertimbangkan penggunaannya dalam praktik, yaitu:
·        Kategori A : penelitian terkontrol menunjukan tidak ada risiko. Penelitian terkontrol dan memadai pada wanita hamil tidak menunjukkan adanya risiko pada janin.
·     Kategori B : tidak ada bukti risiko pada manusia. Penelitian pada hewan menunjukkan adanya risiko tetapi penelitian pada manusia tidak, atau, penelitian pada hewan menunjukkan tidak ada risiko tetapi penelitian pada manusia belum memadai.
·       Kategori C : risiko tidak dapat dikesampingkan. Penelitian pada manusia tidak memadai, penelitian pada hewan menunjukkan risiko atau tidak memadai.
·         Kategori D : risiko pada janin terbukti positif, baik melalui penelitian atau post-marketing study.
·   Kategori X : kontraindikasi pada kehamilan. Penelitian pada hewan atau manusia, atau data post marketing study menunjukkan adanya risiko pada janin yang secara jelas lebih merugikan dibandingkan manfaatnya.
Read more...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 

 
Copyright © 2013. Medica Farma - All Rights Reserved