Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Lucky S. Slamet berbagi tips untuk mengetahui obat tradisional atau jamu yang palsu dan mengandung bahan kimia.
"Membedakan jamu yang alami dengan yang mengandung bahan kimia obat, kalau minum jamu terus pegal linunya hilang cespleng, tandanya ada bahan kimia obat, berhenti minumnya," kata Lucky".
Dari hasil temuan BPOM sebelumnya, banyak jamu yang mengandung bahan kimia obat sepertifenilbutazon yang ditambahkan dalam jamu untuk pegal linu. Padahal pemberian fenilbutazon harus menggunakan resep dokter. Terlebih lagi, cara memproduksi jamu yang tidak steril sangat rentan terhadap bakteri dan jamur yang akan menyebabkan penyakit.
"Sekarang upaya kita lebih gencar agar bagaimana masyarakat bisa membedakan antara jamu yang alami dengan yang berbahan kimia obat," ujar dia.
Ke depan BPOM bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan akan memberi stiker bagi pedagang jamu dan toko-toko jamu sehingga lebih aman.
"Kita ingin membuat pasar yang aman dengan menempelkan stiker karena di situ banyak sekali menjual jamu, supaya masyarakat kalau datang ke situ aman membeli yang alami," ujar Lucky.
Ia juga berpesan bagi siapa saja yang sakit, sebaiknya langsung ke dokter untuk berkonsultasi dan bukannya mengonsumsi jamu yang mengandung bahan kimia.
Lucky juga mengajak masyarakat untuk melindungi diri dari konsumsi bahan kimia berbahaya, dengan meningkatkan pengetahuan dan bersikap kritis.
"Membedakan jamu yang alami dengan yang mengandung bahan kimia obat, kalau minum jamu terus pegal linunya hilang cespleng, tandanya ada bahan kimia obat, berhenti minumnya," kata Lucky".
Dari hasil temuan BPOM sebelumnya, banyak jamu yang mengandung bahan kimia obat sepertifenilbutazon yang ditambahkan dalam jamu untuk pegal linu. Padahal pemberian fenilbutazon harus menggunakan resep dokter. Terlebih lagi, cara memproduksi jamu yang tidak steril sangat rentan terhadap bakteri dan jamur yang akan menyebabkan penyakit.
"Sekarang upaya kita lebih gencar agar bagaimana masyarakat bisa membedakan antara jamu yang alami dengan yang berbahan kimia obat," ujar dia.
Ke depan BPOM bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan akan memberi stiker bagi pedagang jamu dan toko-toko jamu sehingga lebih aman.
"Kita ingin membuat pasar yang aman dengan menempelkan stiker karena di situ banyak sekali menjual jamu, supaya masyarakat kalau datang ke situ aman membeli yang alami," ujar Lucky.
Ia juga berpesan bagi siapa saja yang sakit, sebaiknya langsung ke dokter untuk berkonsultasi dan bukannya mengonsumsi jamu yang mengandung bahan kimia.
Lucky juga mengajak masyarakat untuk melindungi diri dari konsumsi bahan kimia berbahaya, dengan meningkatkan pengetahuan dan bersikap kritis.