Anemia atau kekurangan sel darah merah adalah kondisi tubuh yang tidak memiliki gejala khas, kata dokter dari Divisi Hematologi-Onkologi Medik FKUI-RSCM, Dr. Nadia Ayu Mulansari SpPD. "Gejala anemia baru dirasakan pada stadium lanjut, padahal kekurangan zat besi sudah terjadi sejak stadium awal. Oleh sebab itu ini harus lebih diwaspadai," kata Nadia dalam jumpa pers edukasi anemia di Jakarta.
Nadia menjelaskan anemia sebagai gejala satu penyakit dan biasanya menjadi awal atau indikator beberapa penyakit kronis seperti kanker atau thalasemia. Anemia adalah keadaan yang menggambarkan hemoglobin atau sel darah merah kurang dari nilai normal yang pada perempuan dewasa mencapai 12, sementara pada pria 13,5. Keluhan yang sering timbul dari anemia adalah lemas, mudah lelah, mudah sakit, napas pendek, jantung berdebar, sulit konsentrasi, kulit dan mata pucat, rambut rontok, serta mulut dan kerongkongan kering.
"Karena tidak memiliki gejala yang khas, pasien biasanya datang karena hasil medical check-upyang mengkhawatirkan akibat kondisi cadangan zat besi dalam tubuh sudah habis dan hemoglobin sudah sangat rendah," kata Nadia.
Nadia bercerita bahwa para pasien menganggap rambut beruban, keletihan dan lesu adalah hal biasa akibat bekerja. Lebih lanjut Nadia menjelaskan bahwa gejala anemia bergantung pada penyakit penyerta atau penyebab. Ada beberapa jenis penyebab anemia; pendarahan kronis, genetik, penyakit kronis atau keganasan, dan gangguan nutrisi akibat kekurangan zat besi.
"Kekurangan zat besi memang mayoritas penyebab anemia akibat dari konsumsi daging, sayuran hijau, serta kurangnya suplemen," ujar Scientific Manager PT Merck Tbk-CH Division, dr. Aninda Perdana, B Med Sc.