a. Sedapat mungkin hindari penggunaan obat terutama pada trimester pertama kehamilan. Upayakan terapi non farmakologik.
b. Obat hanya diberikan jika jelas diperlukan dengan pertimbangan manfaat dan risikonya.
c. Hindari obat baru karena datanya masih terbatas.
d. Pilih obat dengan profil keamanannya yang sudah diketahui.
e. Utamakan monoterapi.
f. Gunakan dengan dosis efektif yang terendah, tetapi tidak perlu juga diingat bahwa perubahan fisiologis ibu selama kehamilan akan mengubah farmakokinetika obat, sehingga pada beberapa obat mungkin perlu peningkatan dosis untuk mempertahankan kadar terapeutiknya.
g. Gunakan obat dengan durasi sesingkat mungkin.
h. Hindari obat yang bersifat teratogen pada wanita usia produktif.
i. Jika obat yang digunakan diduga kuat dapat menyebabkan kecacatan, maka lakukan USG.