Mendaki gunung identik dengan jiwa petualang. Tak heran, euforia naik gunung begitu bergaung di kalangan anak muda. Namun, nekat mendaki di tengah cuaca hujan seperti saat ini jelas konyol.
Menuruti hobi tidak berarti harus mengabaikan cuaca. Saat alam belum bersahabat, jangan memaksakan diri. Anda bisa terserang hipotermia, yang mungkin berujung pada kematian.
Hipotermia merupakan kondisi ketika tubuh kehilangan suhu panasnya. Akibatnya, tubuh kesulitan mengatasi dingin. Biasanya, itu terjadi di dataran tinggi dengan kisaran suhu -1 hingga 10 derajat selsius. Lantas, apa yang harus dilakukan jika hipotermia mulai menyerang? Simak tuliasan berikut..
Gejala hipotermia, di antaranya menggigil tak terkendali, penglihatan samar, berbicara cadel, penyimpangan memori, meraba-raba tangan, berjalan tertatih, mudah tersandung dan mengantuk. Gejala terakhir biasanya akan berujung pada tidur, kemudian kehilangan nyawa. Wah mengerikan bukan..?
Ketika anda melihat gejala itu terjadi pada seseorang, segera jauhkan dari angin dan hujan. Tanggalkan pakaian basahnya, ganti dengan pakaian kering. Beri ia minuman hangat, juga kantung tidur hangat.
Ketika korban sudah setengah sadar, pastikan ia tetap terjaga dan tak tidur. Jika memungkinkan, beri ia pelukan. Sebab, kontak kulit dengan kulit adalah penanganan paling efektif.
Jika kondisinya sudah membaik, biarkan ia istirahat dan minta untuk tarik napas dalam-dalam beberapa kali. Beri ia makanan manis sederhana, seperti permen atau jus buah. Disarankan untuk membawanya kembali ke dataran yang lebih rendah.
Sedangkan untuk pencegahan, jagalah suhu tubuh tetap normal, berkisar di angka 37 derajat selsius. Pendaki bisa menghasilkan dan menjaga suhu panas itu dengan menjadi lebih aktif.
Misalnya, mendaki cepat atau melakukan lompatan. Jaga juga pakaian agar tetap kering, hindari angin.
Sebagai langkah tambahan, bisa juga diantisipasi dengan cara menyilangkan tangan, meringkuk seperti posisi janin, atau dengan menambahkan pakaian lagi. Semoga bermanfaat ya...
Read more...
Menuruti hobi tidak berarti harus mengabaikan cuaca. Saat alam belum bersahabat, jangan memaksakan diri. Anda bisa terserang hipotermia, yang mungkin berujung pada kematian.
Hipotermia merupakan kondisi ketika tubuh kehilangan suhu panasnya. Akibatnya, tubuh kesulitan mengatasi dingin. Biasanya, itu terjadi di dataran tinggi dengan kisaran suhu -1 hingga 10 derajat selsius. Lantas, apa yang harus dilakukan jika hipotermia mulai menyerang? Simak tuliasan berikut..
Gejala hipotermia, di antaranya menggigil tak terkendali, penglihatan samar, berbicara cadel, penyimpangan memori, meraba-raba tangan, berjalan tertatih, mudah tersandung dan mengantuk. Gejala terakhir biasanya akan berujung pada tidur, kemudian kehilangan nyawa. Wah mengerikan bukan..?
Ketika anda melihat gejala itu terjadi pada seseorang, segera jauhkan dari angin dan hujan. Tanggalkan pakaian basahnya, ganti dengan pakaian kering. Beri ia minuman hangat, juga kantung tidur hangat.
Ketika korban sudah setengah sadar, pastikan ia tetap terjaga dan tak tidur. Jika memungkinkan, beri ia pelukan. Sebab, kontak kulit dengan kulit adalah penanganan paling efektif.
Jika kondisinya sudah membaik, biarkan ia istirahat dan minta untuk tarik napas dalam-dalam beberapa kali. Beri ia makanan manis sederhana, seperti permen atau jus buah. Disarankan untuk membawanya kembali ke dataran yang lebih rendah.
Sedangkan untuk pencegahan, jagalah suhu tubuh tetap normal, berkisar di angka 37 derajat selsius. Pendaki bisa menghasilkan dan menjaga suhu panas itu dengan menjadi lebih aktif.
Misalnya, mendaki cepat atau melakukan lompatan. Jaga juga pakaian agar tetap kering, hindari angin.
Sebagai langkah tambahan, bisa juga diantisipasi dengan cara menyilangkan tangan, meringkuk seperti posisi janin, atau dengan menambahkan pakaian lagi. Semoga bermanfaat ya...