Change Your Language

 

Cetirizine

0 komentar
Komposisi
Tiap kapsul mengandung cetirizine dihidroklorida 10 mg

Cara Kerja Obat
Cetirizine adalah metabolit aktif dari hidroksizin dengan kerja kuat dan panjang.
Merupakan antihistamin selektif, antagonis reseptor H1 periferal dengan efek dedative yang rendah pada dosis aktif farmakologi dan mempunyai sifat tambahan sebagai anti alergi. 
Cetrizine menghambat pelepasan histamin pada fase awal dan mengurangi migrasi sel inflamasi.

Indikasi
Cetrizine diindikasikan untuk pengobatan perenial rinitis, alergi rinitis dan urtikaria idiopatik kronis.

Dosis
Dewasa dan anak-anak > 12 tahun : 1 x sehari 1 kapsul

Over dosis
  • Rasa kantuk dapat timbul pada pemakaian 50 mg secara dosis tunggal.
  • dapat terjadi agitasi pada anak-anak. 

Peringatan dan perhatian 

  • Selama minum obat ini tidak dianjurkan mengendarai kendaraan bermotor dan menjalankan mesin.
  • Hindari penggunaan pada wanita hamil dan menyusui karena diekskresikan melalui air susu.
Efek Samping 
  • Cetrizinie mempunyai efek samping yang bersifat sementara antara lain : sakit kepala, pusing, rasa kantuk, agitasi, mulut kering dan rasa tidak enak pada lambung.
  • Pada beberapa individu, dapat terjadi reaksi hipersensitifitas termasuk reaksi kulit dan angiodema.
Kontraindikasi
  • Penderita yang hipersensitif terhadap cetirizine.
  • Karena kurangnya data klinis, cetirizine jangan digunakan selama semester pertama kehamilan atau saat menyusui.
  • Cetrizine jangan digunakan untuk bayi dan anak-anak berumur kurang dari 2 tahun.
Interaksi obat
  • interaksi dengan obat-obat lain belum diketahui
  • Pada percobaan memperlihatkan potensiasi cetrizine terhadap alkohol (level alkohol 0,8%) oleh karena itu sebaiknya jangan diberikan bersamaan.
Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu 25 derajat s/d 30 derajat celcius (kondisi penyimpanan normal), terlindung dari cahaya


Read more...

Lemocin®

0 komentar
Lemocin (Novartis)
Efektif untuk infeksi topical rongga mulut dan tenggorokan

Komposisi 
Tiap tablet mengandung :


Tyrothricin
Cetrimonium bromide
Lidocaine 
4 mg
2 mg
1 mg 

Sifat Farmakologis
Farmakodinamik
Kelompok farmakoterapeutik
sediaan untuk tenggorokan : R02A B 52 (Tyrothricin, kombinasi)

Mekanisme cara kerja dan efek farmakodinamik
Tyrothricin adalah campuran dari antibiotik polipeptida (terutama gramisidin dan tirosidin), yang merupakan antibiotik topikal dengan aktivitas bakteriostatik terhadap mikroorganisme gram positif. Resistensi atau resistensi silang Tyrothricin terhadap antibiotik lainnya belum pernah dilaporkan. Bahaya sensitisasi sangat kecil. Aktivitas antibakteri dari Tyrothricin ditunjang oleh efek antiseptik dari Cetrimonium bromida yang memiliki sifat surfaktan lemah, sehingga dapat diperoleh suatu efek yang nyata.
Cetrimonium bromide merupakan senyawa amonium kuartener yang bersifat bakteriostatik. Lidocaine mengubah permeabilitas membran sel terhadap ion natrium, sehingga menghasilkan efek anestesi dengan menghambat konduksi impuls saraf. 
Lidocaine meringankan sakit tenggorokan dan nyeri ketika menelan yang disebabkan oleh imflamasi.

Farmakokinetik 
Tyrothricin tidak diserap dari saluran cerna dan hanya memiliki aktivitas lokal.
Cetrimonium bromide diserap dengan cepat dari saluran cerna dan melalui biotransformasi lintas pertama di hati, Bentuk yang tidak berubah dan metabolitnya di eliminasi melalui urin.

Data keamanan preklinik
Belum pernah dilaporkan data keamanan preklinik yang menunjukkan bahaya penggunaan Tyrothricin, Cetrimonium bromide dan Lidocaine untuk penggunaan oral.

Indikasi 
Untuk meredakan nyeri akibat inflamasi buccofaringeal, juga dapat meringankan sakit yang menyertai flu dan pilek : nyeri ketika menelan, stomatitis, faringitis, periodontitis, gingivitis dan aphthae.

Dosis 
Dewasa
Inflamasi akut berat  
Inflamasi ringan
Dosis maksimal per hari

Anak usia 6 sampai 12 tahun 
Dosis maksimal per hari  : 3 tablet hisap
:  1 tablet hisap setiap jam
:  1 tablet hisap setiap 2-3 jam
:  12  tablet hisap



Anak usia 4 sampai 6 tahun
Menurut petunjuk dokter

Biarkan tablet hisap larut dalam mulut. Jangan dikunyah atau ditelan.

Kontraindikasi 
Hipersensitivitas terhadap masing-masing komposisi sediaan.

Peringatan dan perhatian 
Hati-hati terhadap adanya luka baru di saluran buccofaringeal.
Lemocin ditujukan hanya untuk penggunaan jangka pendek : 5 sampai 7 hari
Jika gejala penyakit tetap berlanjut atau diikuti dengan demam tinggi, sakit kepala atau muntah, harap menghubungi dokter.

Kehamilan dan menyusui 
Lidocaine dapat melewati plasenta. Belum pernah dilaporkan bahwa lidokain dapat berbahaya terhadap janin. Akan tetapi, karena belum ada data klinis mengenai efek bahan-bahan Lemocin terhadap kehamilan, dan karena data preklinik yang ada masih terbatas, Lemocin sebaiknya tidak digunakan selama kehamilan jika tidak benar-benar diperlukan. 
Lidocaine diekskresikan melalui air susu. oleh karena itu, lemocin tidak dianjurkan untuk digunakan selama waktu menyusui.

Efek pada kemampuan mengemudi dan menjalankan mesin
Tidak ada

Interaksi 
Penggunaan secara bersamaan dengan surfaktan (seperti: pasta gigi) dapat mengurangi efek Cetrimonium bromide.

Efek samping 
Penggunaan Lemocin yang sering, lama dan terus berkelanjutan dapat mengakibatkan iritasi lokal. Reaksi hipersensitivitas sangat jarang terjadi. Penggunaan Lemocin dosis tinggi dalam keadaan lambung yang kosong dapat menyebabkan nausea, sehubungan dengan adanya lidocaine.

Overdosis 
Belum pernah dilaporkan mengenai overdosis dari penggunaan Lemocin ini.
Kadar Lidokain terlalu kecil untuk dapat menyebabkan efek samping dalam hal ini overdosis akibat penggunaan Lemocin.

Penyimpanan 
Simpan pada suhu tidak lebih dari 25 derajat Celsius, terlindung dari cahaya dan kelembaban. 
jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Kemasan 
Lemocin lemon : ddus isi 4 strip @ 4 tablet hisap, No. Reg. DKL8630401012A1

Dibuat oleh PT Novartis Indonesia, Jakarta, Indonesia 
dengan Lisensi dari Novartis Consumer Health SA, Nyon, Swiss

Read more...

INDIKASI NEURALGIN RX®

0 komentar
NEURALGIN RX
Methampyrone, Thiamine HCL, Pyridoxine HCL, Cyanocobalamin, Trimethylxanthine
Composition 
Each film coated caplet contains :
Methampyrone
Thiamine HCL
Pyridoxine HCL
Cyanocobalamin
Trimethylxanthine 
..................................
..................................
..................................
..................................
..................................
500   mg
  50   mg
  10   mg
  10 mcg
  50   mg

Pharmacology
Methampyrone is a potent nonnacrcotic analgesic - antipyretic drug. It is a pyrazolon derivative with therapeutic efficacy equivalent to that of acetosal, the standard drug for the nonnarcotic analgesic - antipyretic class. It causes less gastric irritation than acetosal and does not produce the acid - base or metabolic effects of salicylate.
However, it has been implicated for many years to cause a high incidence of agranulocytosis. An epidemiologic study of international scale involving about 30 milion people had been especially designed to study this matter. 
The study was completed just recently and the results showed that methampyrone, in fact, accounted for only a very low incidence of agranulocytosis.
Trimethylxanthine is commonly added to an analgesic as an analgesic adjuvant. in a dose of 50 mg or more, trimethylxanthine has been shown to enhance the analgesic efficacy of acetosal and acetaminophen ; in this case methampyrone should not be an exception.

Indications 
Relief of mild to severe pain, such as headache especially tension headache, hyalgia, arthralgia, neuralgia, lumbago, toothache, menstrual pain, pain from cancer, biliary and renal colic, postpartum pain, postoperative pain.

Contraindications 
  1. Hypersensitivity to methampyrone and other nonsteroidal anti inflammatory drugs.
  2. Concomitant administration with chlorpromazine (may result in serious hypothermia).
Precautions
  1. Use with caution in : 








.   Peptic ulcer (active/history).
.   hemostatic defects (avoid) or anticoagulant therapy.
  severe liver disease.
.   pregnancy (not recommended) especially late pregnancy.
.   nursing mother (not recommended).
.   infants.
.   history of blood dyscrasia.





     2.  Discontinyye the drug if the following develops :
  • fever, sore throat or stomatitis (may indicate agranulocytosis, hematologic evaluation shourd be performed)
  • evidence of peptic ulceration or gastrointestinal bleeding.               
Adverse Reactions 
The most frequent are gastrointestinal symptoms, such as nausea, vomiting, epigastric discomfort etc
Neuralgin Rx may also cause hypersensitivity reactions, e.g skin rashes and pruritus. Side effects occuring rarely are gastrointestinal bleeding and ulceration, leukopenia and agranulocytosis.

Dosage 
adults
Children    
:   1    - 2 caplets  3 to 4 times daily
:   1/2 - 1 caplet   3 to  4 times daily 
If gastrointestinal discomfort occurs, administer NEURALGIN Rx with or after meals.

Presentation 
Box of 10 strips x 10 film coated caplets.

Store below 30 Celcius

ON MEDICAL PRESCRIPTION ONLY.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER.

Manufactured by :
PT KALBE FARMA Tbk.
Bekasi - Indonesia 

Read more...

Indikasi Salbutamol

0 komentar

Indikasi

Kejang bronkus pada semua jenis asma bronkial, bronkitis kronis dan emphysema.

Komposisi
Tiap tablet mengandung salbutamol sulfat setara dengan salbutamol 2 mg
Tiap tablet mengandung salbutamol sulfat setara dengan salbutamol 4 mg
Tiap sendok takar (5ml) mengandung salbutamol sulfat 2,41 mg setara dengan salbutamol 2 mg
Cara Kerja
Salbutamol merupakan suatu senyawa yang selektif merangsang reseptor B2 adrenergik terutama pada otot bronkus. Golongan B2 agonis ini merangsang produksi AMP siklik dengan cara mengaktifkan kerja enzim adenil siklase. Efek utama setelah pemberian peroral adalah efek bronkodilatasi yang disebabkan terjadinya relaksasi otot bronkus. Dibandingkan dengan isoprenalin, salbutamol bekerja lebih lama dan lebih aman karena efek stimulasi terhadap jantung lebih kecil maka bisa digunakan untuk pengobatan kejang bronkus pada pasien dengan penyakit jantung atau tekanan darah tinggi.

Kontraindikasi
Penderita yang hipersensitif terhadap obat ini
Dosis
Tablet:
Dewasa (>12 tahun) : 2-4 mg, 3-4 kali sehari.
Dosis dapat dinaikan secara berangsur.
Untuk lansia diberikan dosis awal yang lebih rendah.
Anak-anak:
2-6 tahun : 1-2 mg, 3-4 kali sehari
6-12 tahun: 2 mg, 3-4 kali sehari.
Sirup:
Dewasa (>12 tahun): 1-2 sendok (5-10 ml), 3-4 kali sehari.
Anak-anak:
2-6 tahun: 1/2-1 sendok (0,25-5ml), 3-4 kali sehari
6-12 tahun: 1 sendok (5ml), 3-4 kali sehari.
Efek Samping
Pada dosis yang dianjurkan tidak ditemukan adanya efek samping yang serius. Pada pemakaian dosis besar dapat menyebabkan tremor halus pada otot skelet (biasanya pada tangan), palpitasi, kejang otot, takikardia, sakit kepala dan ketegangan. efek ini terjadi pada semua perangsangan adrenoreseptor beta. Vasodilator perifer, gugup, hiperaktif, epitaksis (mimisan), susah tidur.
Peringatan dan perhatian
  • Hati-hati bila diberikan pada penderita thyrotoxicosis, hipertensi, gangguan kardiovaskuler, hipertiroid dan diabetes melitus.
  • Meskipun tidak terdapat bukti teratogenitas sebaiknya penggunaaan salbutamol selama kehamilan trimester pertama, hanya jika benar-benar diperlukan.
  • Hati-hati penggunaan pada wanita menyusui karena kemungkinan diekskresi melalui air susu.
  • Hati-hati penggunaan pada anak kurang dari 2 tahun karena keamanannya belum diketahui dengan pasti.
  • Pemberian intravena pada pasien diabetik, perlu dimonitor kadar gula darah.
Interaksi Obat
  • Efek salbutamol dihambat oleh B2-antagonis.
  • Pemberian bersamaan dengan monoamin oksidase dapat menimbulkan hipertensi berat.
  • Salbutamol dan obat-obatan beta-blocker non-selektif seperti propranolol, tidak bisa diberikan bersamaan.
Over dosis
  • Tanda-tanda over dosis adalah tremor dan tachycardia. Pemberian suatu alpha-adrenergik bloker melalui injeksi intravena dan suatu beta-blocking agen peroral pada kasus asmaticus karena resiko konstriksi bronkus.
  • Hypokalemia.
Read more...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 

 
Copyright © 2013. Medica Farma - All Rights Reserved