Yang dimaksud perbekalan farmasi menurut undang-undang kesehatan adalah perbekalan farmasi yang meliputi :
1. Obat, yang terdiri dari :
- Obat Bebas
- Obat Bebas Terbatas
- Obat Wajib Apotek ( OWA )
- Obat Keras
- Obat Narkotika
- Obat Psikotropika
Penggolongan obat di atas sesuai dengan Peraturan Menteri kesehatan RI Nomor 917/Menkes/Per/X/1993 yang kini diperbaiki dengan Permenkes RI Nomor 949/Menkes/Per/2000.
2. Bahan Baku Obat
3. Obat Tradisional dan bahan obat tradisional (obat asli Indonesia) dan (bahan obat asli Indonesia)
4. Alat-alat kesehatan
5. Kosmetika
Suhu Penyimpanan Obat
Macam-macam suhu penyimpanan obat :
- Dingin adalah suhu tidak lebih dari 8 derajat.Lemari pendingin memiliki suhu antara 2 - 8 derajat sedangkan lemari pembeku mempunyai suhu antara -20 s/d -10 derajat.
- Sejuk adalah suhu antara 8 s/d 15 derajat. Kecuali dinyatakan lain harus disimpan pada suhu sejuk dapat disimpan dilemari pendingin.
- Suhu Kamar adalah suhu pada ruang kerja. Suhu kamar terkendali adalah suhu yang diatur antara 15 s/d 30 derajat.
- Hangat adalah suhu antara 30 s/d 40 derajat
- Panas berlebih adalah suhu diatas 40 derajat
*note : semua satuan derajat pada suhu diatas menggunakan Celcius
sumber: Buku Ilmu Resep kelas X | Pilar Media
Wadah Obat
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhF5TQv7Zpak1dg0dgoxzHTmtloGcp1JQOuU0smrQ_kJ1tESWyfsAYW9WxKxKabTMfkX9bJF4aPuCx6RCPZfK9AqmKdRJPYv3myuK8MZABmFshPCjzrOGpXYhodaU5vU3WSnDa2ivxSrkH9/s280/Pill_bottle_and_pills.jpg)
Wadah tidak tembus cahaya
Wadah tidak tembus cahaya harus dapat melindungi isi dari pengaruh cahaya, dibuat dari bahan khusus yang mempunyai sifat menahan cahaya. Wadah yang bening dan tidak berwarna atau wadah yang tembus cahaya dapat dibuat tidak tembus cahaya dengan dengan cara memberi pembungkus yang buram.
Wadah tertutup baik
Wadah tertutup baik harus melindungi isi terhadap masuknya bahan padat dan mencegah kehilangan bahan selama penanganan, penyimpanan dan distribusi.
Wadah tertutup rapat
Wadah tertutup rapat harus melindungi isi terhadap masuknya bahan padat, cair atau uap serta harus dapat ditutup rapat kembali setelah dibuka.
Wadah tertutup kedap
Wadah tertutup kedap harus dapat mencegah tembusnya udara atau gas.
Buku-Buku Resmi Pembuatan Obat
Dalam melakukan kegiatan di apotek mulai dari persiapan bahan sampai penyerahan obat, kita harus berpedoman pada buku resmi farmasi yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan, antara lain buku Farmakope (berasal dari kata "Pharmacon" yang berarti racun/obat dan "pole" yang berarti membuat). Buku ini memuat persyaratan kemurnian, sifat ketentuan-ketentuan lain yang berhubungan dengan obat-obatan.
Buku-buku panduan resmi yang digunakan dalam prmbuatan obat :
1. Formularium Nasional ( FORNAS )
2. Formularium Indonesia ( FoI )
3. Formularium Medicamentorum Selectum ( FMS )
4. Formularium Medicamentorum Indicum ( FMI )
5. Netherlands Pharmakope
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3xB4R0sNwsx4b2RTUz6dQ-R3jjTv2oJG7hH0QwS8w_ZWYTTD06BiaOmvAJdmu0q8DcW8Wu9ziVbttWNQxkCame8ekZk-OeUT8mpb-yPz_IRH_WKQaG_olTNzLSYe5ymmh0NQWzCm6Fhyphenhyphenz/s280/ulfle8kh.jpg)
1. Formularium Nasional ( FORNAS )
2. Formularium Indonesia ( FoI )
3. Formularium Medicamentorum Selectum ( FMS )
4. Formularium Medicamentorum Indicum ( FMI )
5. Netherlands Pharmakope
Obat Paten dan Generik
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZV3hyxPRGBGef5-G0psUYG93JeERoodzATwhXFyQlysEduCdKHZkhf6ahXCsbyuoI5tjVVozJT68rfZwfazz3AVJpad3bQGEAnUhgzCLkkFiQhTJVSf5_NsyRROX7DzI_mSZOWRwboty0/s1600/obat-generik.jpg)
Official atau generik name (nama generik) ini dapat digunakan di semua negara tanpa melanggar hak paten obat bersangkutan. Hampir semua Farmakope sudah menyesuaikan nama obatnya dengan nama generik ini, karena nama kimia yang semula digunakan sering kali terlalu panjang atau tidak praktis. Dalam artikel atau postingan kali ini untuk jelasnya di bawah ini kami berikan beberapa contoh :
1.)Nama Kimia : Acidum Acetyl Salicylicum
Nama Generik : Asetosal
Nama Paten : Aspirin (Bayer)
Radix dan Cortex
Jika ingin mengetahui lebih detail atau lebih jelas tentang tabel Simplisia Radix dan Cortex silahkan klik link di bawah ini dan download file nya.
Link Download : http://www.4shared.com/file/H3KJ54jH/Book1.html?
Cara download :
1. Anda harus punya akun 4shared atau bisa juga Login dengan akun Facebook, Twitter, dan Gmail
2. Klik tombol unduh seperti yang di tunjuk panah merah pada gambar :
Link Download : http://www.4shared.com/file/H3KJ54jH/Book1.html?
Cara download :
1. Anda harus punya akun 4shared atau bisa juga Login dengan akun Facebook, Twitter, dan Gmail
2. Klik tombol unduh seperti yang di tunjuk panah merah pada gambar :
3. Lalu akan muncul halaman seperti pada gambar ,lalu klik Unduh Gratis seperti tanda panah pada gambar :
4. Jika ada waktu hitung mundur maka tunggu sampai ke angka Nol maka file akan ter-download sendiri ,atau jika waktu sudah Nol maka file akan otomatis ter-download. Jika waktu sudah Nol dan file belum ter-download maka halaman perlu di refresh dan ulangi klik Unduh Gratis.
Macam - Macam Sediaan Umum
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, macam-macam sediaan umum adalah sebagai berikut dan dapat dikategorikan dalam bentuk :
1. Sediaan cair, misal nya : Potio, suspensi, sirup, lotio, dll
2. Sediaan semi padat, misal nya : Salep, cream, gel, dll
3. Sediaan padat, misal nya : Kapsul, tablet, pil, supos, dll
4. Sediaan lain, misal nya : Aerosol, inhaler, dll
1. Sediaan cair, misal nya : Potio, suspensi, sirup, lotio, dll
2. Sediaan semi padat, misal nya : Salep, cream, gel, dll
3. Sediaan padat, misal nya : Kapsul, tablet, pil, supos, dll
4. Sediaan lain, misal nya : Aerosol, inhaler, dll
Regulasi Obat
Regulasi obat di Indonesia mengatur beredarnya obat dalam 5 kelompok :
Badan POM juga meregulasi bahan lainnya antara lain suplemen makanan seperti vitamin dan mineral, serta pangan fungsional yaitu makanan yang dianggap berfungsi menjaga kesehatan seperti serat, omega 3, dan omega 6.
1.) Obat daftar "G" dalam bahasa Belanda gevaarlijk artinya berbahaya, ditandai dot merah dengan huruf K
2.) Obat daftar "O" dari kata opium yakni golongan opiat yang sangat diawasi oleh pemerintah.
3.) Obat daftar "W" dalam bahasa Belanda waarcshuwing artinya peringatan yakni obat bebas terbatas,
penjualannya dibatasi hanya di apotek dan toko obat berijin, ditandai dot biru.
4.) Obat daftar "B" boleh dijual dimana saja ditandai dot hijau.
5.) Obat Tradisional ditandai dengan 3 kategori :
a. Jamu, herbal dalam bentuk simplisia.
b. Herbal berstandar bahan bakunya mempunyai standar tertentu.
c. Fitofarmaka, herbal berstandar yang sudah mengalami uji klinik.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkvIXvTu1OeyeZt3IVKkfgceJSJThSpY8aESCVsUwJn4rWvVi4fbSyenDFukKxw5e63hz8-6dcGKdCNTafUiG01rriC1mBG18SMQ_LxCSUiiypIWnb6s9EfLbilMXzKFzPUBFTEuIxkfjo/s1600/Bahan-Baku-Obat-300x185.jpg)
Juga dikenal Obat Wajib Apotek atau OWA yaitu obat daftar "G" yang boleh diberikan oleh apoteker pada pasien yang sebelumnya telah mendapatnya dari dokter, biasanya untuk penggunaan jangka panjang atau kondisi tertentu.
Berdasarkan keamanan penggunaan pada kehamilan dibagi dalam 5 kategori :
1. Kategori A. Studi pembanding menunjukan tidak ada resiko.
2. Kategori B. Studi tidak ada risiko pada manusia.
3. Kategori C. Studi risiko tidak dapat disingkirkan.
4. Kategori D. Studi bukti risikonya positif.
5. Kategori X. Studi kontraindikasi pada kehamilan.
sumber : Buku Farmakologi kelas X | Pilar Media
Farmakokinetika dan Farmakodinamika
Farmakokinetika
Farmakokinetika adalah ilmu yang mempelajari proses obat yang di berikan kepada suatu makhluk, yaitu absorpsi, distribusi, biotransformasi, dan ekskresi.
Fase Farmakokinetika
adalah fase yang meliputi semua proses yang dilakukan tubuh, setelah obat dilepas dari bentuk sediaannya yang terdiri dari absorpsi, distribusi, metabolisme/biotransformasi dan ekskresi.
Farmakodinamika
Farmakodinamika adalah ilmu yang mempelajari pengaruh obat terhadap sel hidup, organ atau makhluk.
Fase Farmakodinamika
adalah fase dimana obat telah berinteraksi dengan sisi reseptor dan siap memberikan efek.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa farmakokinetika merupakan proses yang dilakukan tubuh terhadap obat ,dan farmakodinamika merupakan proses yang dilakukan obat terhadap tubuh.
sumber : Buku Farmakologi kelas X | Pilar Media
Farmakokinetika adalah ilmu yang mempelajari proses obat yang di berikan kepada suatu makhluk, yaitu absorpsi, distribusi, biotransformasi, dan ekskresi.
Fase Farmakokinetika
adalah fase yang meliputi semua proses yang dilakukan tubuh, setelah obat dilepas dari bentuk sediaannya yang terdiri dari absorpsi, distribusi, metabolisme/biotransformasi dan ekskresi.
Farmakodinamika
Farmakodinamika adalah ilmu yang mempelajari pengaruh obat terhadap sel hidup, organ atau makhluk.
Fase Farmakodinamika
adalah fase dimana obat telah berinteraksi dengan sisi reseptor dan siap memberikan efek.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa farmakokinetika merupakan proses yang dilakukan tubuh terhadap obat ,dan farmakodinamika merupakan proses yang dilakukan obat terhadap tubuh.
sumber : Buku Farmakologi kelas X | Pilar Media
Farmakognosi
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhc0mYxvkNKPwbDSt0TIv6UZFk5nhTUynTxUB_VAoK4Evkt3WMlR2yjQNt0uypuRLSihyphenhyphengKwITXR1YJFuJc-Cic3epreEN-lonZAJYacYzgsr4nQvunTj4By8s0NPzrWWoRrAQ6reywTZhC/s280/Pengobatan-Herbal.jpg)
Pada zaman obat sintetis seperti sekarang ini, peranan ilmu farmakognosi sudah sangat berkurang. Namun pada dasawarsa terakhir peranannya sebagai sumber untuk obat-obat baru berdasarkan penggunaannya secara empiris telah menjadi semakin penting. Banyak phytoterapeutika baru telah mulai digunakan lagi (Yunani ; phyto = tanaman), misalnya tingtura echinaceae (penguat daya tangkis), ekstrak Ginko biloba (penguat memori), bawang putih (antikolesterol) ,dan masih banyak lagi. Walaupun penggunaan obat herbal sebelum nya sempat berkurang ,tetapi kini orang-orang sudah mulai kembali menggunakan obat-obat herbal sebagai alternatif pengobatan.
sumber : Buku Farmakologi kelas X | Pilar Media
Perkembangan Sejarah Obat
Obat di deefinisikan sebagai senyawa zat, baik kimiawi ,hewani maupun nabati ,yang di gunakan dalam dosis yang tepat untuk menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit berikut gejalanya ,juga untuk mendiagnosa penyakit/gangguan, atau menimbulkan kondisi tertentu.
Kebanyakan obat yang di gunakan di masa lampau adalah obat yang berasal dari tanaman. Dengan cara mencoba-coba, secara empiris orang purba mendapatkan pengalaman dengan berbagai macam daun atau akar tumbuhan untuk menyembuhkan penyakit.
Obat yang pertama digunakan adalah obat yang berasal dari tanaman yang di kenal dengan sebutan obat tradisional (jamu). Hal ini dianggap kurang memuaskan, maka lambat laun ahli-ahli kimia mulai mencoba mengisolasi zat-zat aktif yang terkandung dalam tanaman sehingga menghasilkan serangkaian zat-zat kimia sebagai obat misalnya efedrin dari tanaman Ephedra vulgaris, atropin dari Atropa belladona, morfin dari Papaver somniverum ,dll.
Pada abad 20 mulailah dibuat obat-obat sintesis misalnya asetosal, disusul kemudian dengan sejumlah zat-zat lainnya. Pendobrakan sejati baru tercapai dengan penemuan dan penggunaan obat-obat kemoterapetik sulfanilamid (1935) dan penisillin (1940). Penemuan-penemuan baru menghasilkan lebih dari 500 macam obat setiap tahunnya, sehingga obat-obat kuno semakin terdesak oleh obat-obat baru.
sumber : Buku Farmakologi kelas X | Pilar Media
Kebanyakan obat yang di gunakan di masa lampau adalah obat yang berasal dari tanaman. Dengan cara mencoba-coba, secara empiris orang purba mendapatkan pengalaman dengan berbagai macam daun atau akar tumbuhan untuk menyembuhkan penyakit.
Obat yang pertama digunakan adalah obat yang berasal dari tanaman yang di kenal dengan sebutan obat tradisional (jamu). Hal ini dianggap kurang memuaskan, maka lambat laun ahli-ahli kimia mulai mencoba mengisolasi zat-zat aktif yang terkandung dalam tanaman sehingga menghasilkan serangkaian zat-zat kimia sebagai obat misalnya efedrin dari tanaman Ephedra vulgaris, atropin dari Atropa belladona, morfin dari Papaver somniverum ,dll.
Pada abad 20 mulailah dibuat obat-obat sintesis misalnya asetosal, disusul kemudian dengan sejumlah zat-zat lainnya. Pendobrakan sejati baru tercapai dengan penemuan dan penggunaan obat-obat kemoterapetik sulfanilamid (1935) dan penisillin (1940). Penemuan-penemuan baru menghasilkan lebih dari 500 macam obat setiap tahunnya, sehingga obat-obat kuno semakin terdesak oleh obat-obat baru.
sumber : Buku Farmakologi kelas X | Pilar Media
Farmakognosi "Simplisia CORTEX"
CORTEX | |||||
---|---|---|---|---|---|
No | Nama Simplisia | Nama Lain | Nama Tanaman Asal | Zat Berkhasiat | Penggunaan |
1 | ALSTONIAE CORTEX | Kulit Pule | Alstonia scholaris | Alstonina | Antipiretik ,Stomakik, |
Antidiabet ,Anthelmintik | |||||
2 | ALYXIAE CORTEX | Pulasari | Alyxia reindwardtii | Kumarin | Aromatika ,Karminativa |
Antipiretika | |||||
3 | PARAMERIAE CORTEX | Kulit Kayu Rapat | Parameria laevigata | Tanin | Adstringensia |
4 | BURMANI CORTEX | Kulit Kayu Manis Padang | Cinnamomum Burmani | Sinamil aldehid, | Diaforetik ,Anti Iritansia |
Sinamil Asetat | Karminativa , Aromatika | ||||
5 | CINNAMOMI CORTEX | Kulit Kayu Manis | Cinnamomum | Sinamilaldehida | Karminativa |
zeylanicum | |||||
6 | LITSEAE CORTEX | Kulit Krangean | Litsea cubeba | Sitral ,Limonen | Karminativ ,Spasmolitik |
Stomakik | |||||
7 | CINCHONAE CORTEX | Kulit Kina | Cinchona succirubra | Alkaloida Kinina , | Antipiretika, Amara,Antimalaria |
Sinkonina, Sinkodina, | |||||
Kinidin | |||||
8 | GRANATI PERCARPIUM | Kulit Buah Delima | Punica granatum | Tanin ,Peletrina | Adstringen usus , |
Antidiare,Anthelmintika | |||||
9 | SYMPLOCY CORTEX | Kulit Sariawan | Symplocos | Glukosida | Antisariawan |
odoratissima | symplokosin | ||||
10 | SYZYGII JAMBOLANI CORTEX | Kulit Jamblang | Syzygium jambolanum | Jambulol ,jambolisin | Adstringen,O.Diabetes, |
Emenagoga |
Farmakognosi "Simplisia RADIX"
RADIX | |||||
---|---|---|---|---|---|
No. | Nama Simplisia | Nama Lain | Nama Tanaman Asal | Zat Berkhasiat | Penggunaan |
1 | CATHARANTHI RADIX | Akar Tapak Dara | Catharanthus roseus | Vindesin ,Vinkristin, | Emenagoga ,O.Diabetes, |
Vinblastin | O.Kanker (Darah) | ||||
2 | RAUWOLFIAE SERPENTINAE RADIX | Akar Pulepandak | Rauwolfia serpentina | Serpentina,reserpina | Antihipertensi , |
Neuropsikhiatrik | |||||
3 | DERRIDIS RADIX | Akar Tuba | Derris Elliptica | Rotenon | Racun [Panah,ikan] , |
Skabicida,Insektisida | |||||
4 | GLYCYRRHIZAE RADIX | Akar Manis | Glycyrrhiza glabra | Glisirizin | Ekspektoran, Pengisi/ |
Pembalut Pil (akar serbuk) | |||||
5 | EURYCOMAE RADIX | Akar Pasakbumi | Eurycoma longifolia | Eurikomolakton , | Diuretika ,Antipiuretika, |
Eurikomanol | Aprodisiaka | ||||
6 | IPECACUANHAE RADIX | Akar Muntah | Cephaelis ipecacuanha | Alkaloid Emetina | Jml Kecil : Amara |
Jml Sedang : Ekspektoran | |||||
Jml Besar : Emetika | |||||
7 | PANACIS RADIX | Ginseng | Panax ginseng | Ginsengnosida | Amara,Stimulansia, |
Aprodisiaka | |||||
8 | RHEI RADIX | Kelembak | Rheum officinale | Rhein ,Aloe emodin, | Laksativa ,Antispasmodik |
Asam krisofanat | Antipiuretika | ||||
9 | VALERIANAE RADIX | Akar Valerian | Valeriana officinalis | Valerianin | Sedativa |
10 | VETIVERIAE RADIX | Akar Wangi | Vetiveria zizanoides | Vetiverat ,Vetiven, | Aromatika ,Diaforetika |
Vetiveron |